Harga emas dunia terus mengalami tekanan selama empat hari berturut-turut, bahkan tercatat anjlok selama dua pekan terakhir. Sejumlah sentimen positif di pasar global, seperti peluang negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta melonjaknya imbal hasil obligasi AS, turut menjadi faktor utama depresiasi harga emas saat ini.
Harga Emas Menguat Tipis Setelah Tekanan Bertubi-tubi
Pada Senin, 5 Mei 2025, hingga pukul 06.09 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat tipis sebesar 0,05% ke posisi US$3.241,26 per troy ounce. Namun, pada perdagangan sebelumnya Jumat (2/5/2025), harga sempat melemah 0,01% ke US$3.240,08, mencatatkan penurunan selama empat hari beruntun.
Dalam dua pekan terakhir, harga emas telah kehilangan:
-
2,35% (pekan lalu)
-
0,28% (pekan sebelumnya)
Faktor Penyebab Harga Emas Melemah
1. Negosiasi Dagang AS-China Kembali Terbuka
Salah satu faktor penurunan harga emas adalah pernyataan dari Kementerian Perdagangan China yang menyebutkan bahwa AS bersedia membuka kembali negosiasi tarif, dan Beijing pun membuka pintu untuk dialog. Ini memberikan sinyal bahwa ketegangan dagang antara kedua negara mulai mereda, sehingga permintaan terhadap aset safe haven seperti emas menurun.
2. Imbal Hasil Obligasi AS Meningkat
Imbal hasil Treasury AS 10 tahun juga menjadi faktor tekanan bagi emas. Hingga Jumat (2/5/2025), imbal hasil telah menyentuh 4,31%, naik selama tiga hari beruntun. Suku bunga dan imbal hasil obligasi yang tinggi membuat emas—yang tidak memberikan bunga atau imbal hasil—menjadi kurang menarik bagi investor.
3. Data Pekerjaan AS yang Lebih Kuat dari Ekspektasi
Laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan adanya penambahan 177.000 pekerjaan non-pertanian, jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya sebesar 130.000 pekerjaan. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi AS masih kuat, yang memberi tekanan tambahan pada harga emas.
Harga Emas Berpotensi Uji Support US$3.200
Menurut Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com, pelemahan permintaan terhadap aset safe haven bisa membawa emas ke level support penting:
“Harga dapat kembali melemah lebih jauh dan berpotensi menembus level support minggu ini di dekat area US$3.200 per troy ounce.”
Sementara itu, analis RJO Futures, Daniel Pavilonis, menyebut bahwa harga emas di US$3.500 mungkin sudah menjadi puncak sementara, terutama jika risiko global terus mereda.
The Fed Jadi Kunci Pergerakan Harga Emas Minggu Ini
Investor saat ini menantikan rapat FOMC (Federal Open Market Committee) yang akan digelar pada Selasa-Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), diperkirakan masih akan menahan suku bunga di level 4,25%-4,50%.
Namun, yang paling dinanti pasar adalah pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, terutama terkait:
-
Sikap The Fed terhadap kebijakan tarif Presiden Donald Trump
-
Kemungkinan pemangkasan suku bunga di masa depan
Jika The Fed memberikan sinyal dovish atau berencana menurunkan suku bunga, maka harga emas bisa kembali menguat seiring melemahnya dolar dan menurunnya imbal hasil obligasi AS.
Kesimpulan dan Prospek Harga Emas
Kondisi pasar global yang mulai membaik—terutama meredanya ketegangan dagang dan penguatan ekonomi AS—menjadi hambatan bagi kenaikan harga emas dalam jangka pendek. Namun, sentimen bisa berbalik jika The Fed memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
Rangkuman Kunci:
-
Harga emas sempat melemah selama empat hari beruntun
-
Imbal hasil obligasi AS naik, membuat emas kurang menarik
-
Harga berpotensi uji level support di US$3.200
-
The Fed dan sinyal suku bunga akan menjadi penentu arah berikutnya
Kata Kunci Terkait (untuk SEO):
-
harga emas dunia hari ini
-
harga emas terkini Mei 2025
-
prediksi harga emas pekan ini
-
pengaruh the Fed terhadap emas
-
harga emas turun karena obligasi AS
-
sentimen pasar global dan harga emas